BELAJAR MENURUT TEORI HUMANISTIK
Aliran humanistik memandang belajar sebagai sebuah proses yang terjadi dalam individu yang melibatkan seluruh bagian atau domain yang ada yang meliputi domain kognitif, afektif dan psikomotorik. Dengan kata lain, pendekatan humanistik menekankan pentingnya emosi atau perasaan, komunikasi terbuka, dan nilai-nilai yang dimiliki oleh setiap siswa. Untuk itu, metode pembelajaran humanistik mengarah pada upaya untuk mengasah nilai-nilai kemanusiaan siswa. Guru, oleh karenanya, disarankan untuk menekankan nilai-nilai kerjasama, saling membantu, dan menguntungkan, kejujuran dan kreativitas untuk diaplikasikan dalam proses pembelajaran.
TEORI PEMROSESAN INFORMASI
Menurut Gagne tahapan proses pembelajaran meliputi delapan fase yaitu, (1) motivasi; (2) pemahaman; (3) pemerolehan; (4) penyimpanan; (5) ingatan kembali; (6) generalisasi; (7) perlakuan dan (8) umpan balik. Teori pemrosesan informasi adalah teori kognitif tentang belajar yang menjelaskan pemrosesan, penyimpanan, dan pemanggilan kembali pengetahuan dari otak (Slavin, 2000: 175). Teori ini menjelaskan bagaimana seseorang memperoleh sejumlah informasi dan dapat diingat dalam waktu yang cukup lama. Oleh karena itu perlu menerapkan suatu strategi belajar tertentu yang dapat memudahkan semua informasi diproses di dalam otak melalui beberapa indera.
TEORI KERJA OTAK (NEUROSCIENCE) DALAM PEMBELAJARAN
Selama ini kita beranggapan bahwa otak kiri adalah otak yang bersifat logika, dan otak kanan berkaitan erat dengan kreativitas. Hasil penelitian terakhir membuktikan bahwa pandangan ini salah. Otak kiri dapat menjadi otak yang kreatif. Hal ini dibukttikan dengan hasil karya Dr. Edward De bono yang mencetuskan Lateral Thinking (Berfikir Lateral) pada tahun 1970.
Pandangan umum lainnya yang ada di masyarakat kita, yaitu musisi atau seniman adalah orang yang dominan menggunakan otak kanannya, ternyata juga kurang tepat. Seniman atau pelukis dalam melakukan kegiatan melukis ternyata juga banyak melibatkan otak kiri mereka. Memang benar bahwa ide-ide kreatif mereka berasal dari otak kanan, tapi dalam memilih warna, melukis bentuk gambar yang simetris, mencampur warna, dan memilih bahan baku lainnya, ternyata mereka mengikuti suatu urutan logika di mana itu semua merupakan kegiatan otak kiri.
Hasil penelitian terakhir dengan menggunakan teknologi pemindai PET (positron emission tomography) menunjukkan bahwa bila seseorang merasa tertekan atau stres, maka yang akan lebih aktif adalah otak kanannya. Sedangkan bila seseorang merasa gembira dan optimis akan masa depan dan hidupnya, maka otak kiri akan lebih aktif.
kelebihan dan Kekurangan Teori Kerja Otak (Neuroscience) Dalam Pembelajaran
Kelebihan Neuroscience:
1. Teori ini mendukung siswa mencapai apa yang diinginkan sesuai pada kemampuan kerja otaknya
2. Guru sebagai penggubah keberhasilan siswa
3. Keadaan lingkungan sekitar kondusif
Kelemahan Neuroscience:
1. Sebagian besar pendidikan di Indonesia lebih menekankan pada aspek kognitif atau intelektualnya saja dan yang berkembang hanya otak belahan kiri.
2. Siswa pemikirannya konvensional (fikiran yang berasaskan pendapat-pendapat lama yang telah kukuh dan diterima ramai sebelum ini.
3. Guru kurang membantu siswa (appabila guru kurang memahami teori belajar yang berbeda pada masing-masing siswa) menemukan keinginan belajar, dan kurang mendukung siswa mencapai apa yang mereka inginkan.
4. Keadaan lingkungan kurang kondusif (minimnya fasilitas dan pengetahuan lingkungan masyarakat/orang tua tentang teori belajar neuroscience)